Menu
Muhammad Harizon

Kunci Hidup Sakinah Mawaddah Wa Rahmah

 


Setiap insan pasti menginginkan hidup yang penuh kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Tanpa dipungkiri hal ini lumrah menjadi harapan semua orang. Namun pada kenyataannya semua itu tentu tidak bisa didapatkan dengan mudah sesuai ekspektasi kita karena perjalanan hidup ini tidak selamanya berjalan mulus pasti ada onak liku batu kerikil maupun batu besar yang kita hadapi sebagai tantangan dalam menjalani hidup agat kita mampu merasakan betapa hidup ini butuh perjuangan. 

Mendapatkan hidup yang sakinah mawaddah wa rahmah alangkah baiknya kita pahami dulu apa itu sakinah, mawaddah dan rahmah kemudian setidaknya ada lima kunci yang perlu kita dapatkan dan amalkan agar sakinah mawaddah dan rahmah bisa mewarnai hidup kita. 

Secara bahasa sakinah artinya kedamaian, ketentraman, ketenangan, dan kebahagiaan. Mawaddah artinya saling berkasih sayang, sedangkan rahmah merupakan menerima apa adanya dan berlapang dada dalam situasi apapun.


1. Tauhid Yang Kokoh. 

Dalam menjalani hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dalam pantauan Allah SWT. Semuanya telah diatur jauh-jauh hari sebelum penciptaan dunia dan manusia. semua yang telah terjadi, sedang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tertulis dalam lauhul mahfuzh (catatan Allah SWT) sehingga dengan demikian tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang tidak dikendalikan oleh Allah SWT. pemahaman inilah yang seharusnya kita pahami dan tertancap didalam hati sanubari kita sebagai hamba yang beriman kepada-Nya. Meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT menjadikan kita manusia yang senantiasa berada dalam kekuasaan-Nya. merasa diawasi, merasa dipantau, merasa dilihat dan akan mendapatkan ganjaran atau balasan dalam setiap tindakan yang dilakukan sehari-hari. Akidah yang kuat dan tauhid yang kokoh membuat manusia tidak akan mudah terpengaruh oleh berbagai godaan yang akan mengganggu keimanannya dari siapapun. dengan demikian ia akan merasa sakinah mawaddah wa rahmah. 


2. Ikhlas Dalam Beramal. 

Ikhlas itu, ibarat surah Al-Ikhlas di dalam Al-Qur'an, ia ada di judul tapi tidak ada di dalam surat. Begitulah kira-kira perumpamaan keikhlasan dalam beribadah. Ia merupakan ruhnya amal ibadah, dimana tanpa keikhlasan apapun amal ibadah dan amal perbuatan akan menjadi sia-sia. Artinya kita tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT. 


3. Senantiasa Bersyukur. 

Bersyukur merupakan bentuk rasa terima kasih seorang hamba kepada Tuhannya atas nikmat yang telah ia dapatkan. Nikmat tersebut bisa dalam bentuk apa saja, seperti kesehatan, keimanan, rezki dalam bentuk uang, keberhasilan dalam sebuah usaha, keselamatan dari musibah tertentu dan masih banyak bentuk lainnya. Dengan bersyukur seseorang akan menikmati, merasakan dan menjaga sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Sehingga dengan demikian Allah pun akan senantiasa memberikan bahkan menambah nikmat-Nya tersebut. 


4. Istiqamah. 

Istiqamah atau dalam arti kata konsisten dan komitmen dalam melakukan sesuatu aktivitas atau kegiatan. Dalam konteks ini mimin lebih menekankan pada istiqamah dalam beribadah dalam rangka mendapatkan hidup yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya amal ibadah seorang hamba dinilai bukan hanya dari kuantitas dan kualitas tapi juga termasuk istiqamah (bertahan) mengamalkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Biar amal ibadah sedikit tapi sering dilakukan daripada banyak tapi jarang dilaksanakan. Maka istiqamah menjadi salah satu pilar atau kunci dalam mendapatkan hidup yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 


5. Memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Ada kisah di zaman Rasulullah SAW bahwa ada anak yang sedang bermain di dalam masjid, anak kecil itu malas beribadah, suka melawan ke orang tuanya, dan perbuatan kurang baik lainnya. Singkat cerita Rasulullah SAW menunjuk satu orang anak kecil dan beliau mengatakan bahwa anak tersebut adalah anak haram. Setelah ditelusuri sahabat ke rumah orang tua anak itu dan bertanya, Apa yang ibu berikan kepada anak ibu sehingga Rasulullah SAW mengatakan bahwa anak ibu adalah anak haram. Ternyata ibu tersebut tidak sengaja mengambil sebuah ranting kayu dan menjadikannya kayu bakar untuk bahan bakar memasak makanan di tungkunya. Ternyata apa yang telah dikatakan Rasulullah SAW adalah benar. Satu ranting yang mungkin kita anggap sepele ternyata berpengaruh besar dalam kehidupan seorang anak. 

Nah, bagaimana dengan kita?. Agar hidup sakinah, mawaddah dan rahmah seseorang tidak boleh terpapar sesuatu yang subhat bahkan haram. Sedangkan tidak sengaja bisa menjadi haram, apalagi subhat (tidak jelas) atau sengaja mengambil yang bukan hak kita. Na'udzubillah. Memperhatikan makanan dan minuman menjadi hal penting sebelum kita mengkonsumsinya, dari mana asalnya, apa saja bahan-bahannya, dan yang lainnya. Jika makanan dan minuman yang kita konsumsi berasal dari yang halal maka hidup yang sakinah, mawaddah dan rahmah akan senantiasa membersamai. 




No comments