Menu
Muhammad Harizon

Wisata Literasi ala Nagari Dongeng

Salah satu lapak baca yang ada di Taman Baca Masyarakat Mutiara Hati. (Model : Harizon)


Assalamu'alaikum sahabat literasi, kali ini aku punya sebuah review salah satu tempat edukatif yang ada di Puhun Pintu Kabun, Panorama Bukittinggi bernama Rumah Sehat Taman Baca Masyarakat Mutiara Hati Nagari dongeng. Aku dan teman-teman tim blogger Bukittinggi, alhamdulillah mendapat kesempatan mewawancarai langsung kak Nofi Ferdian pendiri dan penggagas taman ini. Banyak hal yang aku dapatkan seputar informasi yang beliau sampaikan. Selamat membaca.

Berawal dari gagasan Kak Nof untuk mendirikan rumah sehat karena hobi merawat tanaman dan adanya lomba rumah sehat mendapatkan juara 2 tingkat kecamatan. Taman ini berisi berbagai macam tanaman hidroponik seperti tanaman hias, rempah-rempah, buah-buahan, sayuran dan sejenisnya yang didirikan pada tahun 2015, kemudian berlanjut tahun 2017 timbul ide untuk membuat taman baca untuk masyarakat yang memiliki buku seadanya seperti buku anak merek bobo. Pada saat itu, kak Nof berinisiatif untuk mendirikan sebuah taman baca berbasis suasana alam berkonsep belajar langsung dengan alamdan  juga nantinya terdapat buku bacaan yang berada di beberapa sudut. 

Dalam melakukan pengembangan terhadap taman baca ini, kak Nof selalu mempromosikan kegiatan di media sosial, bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam bentuk memperkenalkan sekilas profil kota Bukittinggi walaupun dalam bentuk brosur dan sejenisnya, serta bekerjasama dengan dinas terkait. Setiap usaha memang butuh proses dilakukan dengan sabar dan ikhlas, maka hal inilah yang dilakukannya untuk mengembangkan taman organik dan taman baca ini. 

Walaupun usaha Kak Nof masih belum mendapat respon yang signifikan dari dinas terkait, namun tidak mematahkan semangat beliau menyalurkan hobinya. Kak Nof juga ingin memberikan kontribusi dan berbuat untuk kesejahteraan masyarakat sepanjang apa yang ada pada dirinya. Kerja yang ikhlas menjadi landasan utama mendapatkan rezki yang datang ke wahana yang dikelolanya. Prinsip taman baca ini adalah bahwasanya biarkan masyarakat luas mengetahui sendiri dari orang lain adanya taman baca ini daripada memperkenalkan diri maka dengan memakai prinsip ini, ada saja bantuan yang datang dari berbagai pihak seperti pengadaan buku, bibit tanaman, hingga akses jalan masuk menuju taman baca ini yang bernilai Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah). 

Berbagai prestasipun mulai didapatkan sejak digagasnya rumah sehat ini, selain mendapatkan juara 2 tingkat kecamatan kategori rumah sehat, ia juga mendapatkan juara 1 rumah ketahan pangan tingkat kota Bukittinggi hingga juara 1 tingkat provinsi masih kategori ketahanan pangan. Tujuan kedepannya nanti rumah sehat dan taman baca berkonsep alam ini akan ada edukasi lingkungan yang akan diperkenalkan kepada masyarakat terkhusus anak-anak yang dapat belajar langsung pelajaran yang telah didapat disekolah. Kak Nof juga ingin mengadakan kegiatan mendaur ulang bahan-bahan bekas pakai yang masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari bahkan nantinya juga akan dijual sehingga mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi. 

Program literasi lainnya yang diadakan adalah belajar bahasa Inggris setiap hari minggu dan langsung belajar dengan turis mancanegara, mengundang sekolah-sekolah untuk langsung belajar kepada alam. Sambil membaca buku, ngobrol asyik, lihat-lihat suasana alamnya, kita juga bisa memesan makanan dan minuman seperti mie rebus, mie goreng, nasi goreng, teh masis tambah jeruk muda, dan kopi. Program unggulan kedepannya nanti Kak nof ingin mengadakan kegiatan berdongeng di taman sehat ini tanpa mengganggu aktivitas membaca dan kunjungan taman organik. 

Buat sahabat yang penasaran dengan taman baca ini, boleh banget untuk segera datang ke tempat ini sebagai salah satu wahana wisata literasi yang sangat edukatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Jadi, selamat berwisata di kota Bukittinggi dan jangan lupa kunjungi taman ini ya.

Salam Kreatif dan salam Literasi.
Muhammad Harizon untuk literasi Sumatera Barat.

1 comment